Efektivitas Diplomasi Keamanan Maritim dalam Menangani Kasus Illegal Fishing di Laut Natuna
DOI:
https://doi.org/10.15642/jiir.2023.8.1.1-14Keywords:
Diplomasi Maritim, Keamanan Maritim, Illegal Fishing, Laut Natuna.Abstract
Pelanggaran penangkapan ikan Illegal, Unreported, and Unregulated (IUU) oleh kapal penangkap ikan dan Coast Guard China, yang merugikan ekonomi dan melanggar hak kedaulatan Indonesia serta mengganggu keamanan maritim, menjadi penyebab krisis Laut Natuna Utara. Tujuan dari artikel ini adalah untuk mendeskripsikan upaya Indonesia dalam memberantas illegal fishing di sana. Jenis penelitian ini bersifat deskriptif, menggunakan strategi analisis data kualitatif, dan mengambil data sekunder dari kajian literatur dan internet. Teori kerjasama regional oleh K.J. Holsti dan Hans J. Morgenthau serta gagasan keamanan maritim oleh Scott Burchil dan Makmur Keliat akan digunakan untuk menganalisis isu tersebut. Temuan ini menunjukkan bahwa untuk mengatasi masalah kelautan secara efektif, khususnya di wilayah di mana Indonesia berada, diperlukan kerangka kerja yang kuat untuk kerja sama maritim. Korban penangkapan ikan ilegal Akibatnya, AMF mempromosikan kerja sama maritim dengan merumuskan saran yang menghasilkan perjanjian bilateral dan trilateral. Namun pendekatan ASEAN Way memiliki hambatan sehingga kurang efektif akibat perbedaan cara pandang terhadap masalah IUU Fishing di ASEAN. Illegal, Unreported, and Unregulated (IUU) fishing infractions by fishing vessels and the Chinese Coast Guard, which hurt the economy and infringed on Indonesia’s sovereign rights and disrupted maritime security, were the cause of the North Natuna Sea crisis. The purpose of this article is to describe Indonesia’s attempts to combat illegal fishing there. This kind of research is descriptive, using qualitative data analysis strategies, and draws secondary data from literature reviews and the internet. The theory of regional cooperation by K.J. Holsti and Hans J. Morgenthau as well as the idea of maritime security by Scott Burchil and Makmur Keliat will be used to analyze the issue. The findings demonstrate that in order to effectively address marine issues, particularly in this region where Indonesia is present, a robust framework for maritime cooperation is required. Illegal fishing victims As a result, the AMF promotes maritime cooperation by formulating suggestions that result in bilateral and trilateral agreements. However, there are barriers to the ASEAN Way approach, making it less effective, as a result of divergent points of view on the problem of IUU Fishing within ASEAN.Downloads
References
BPPK Kemlu. 2015. “Diplomasi Poros Maritim: Ekonomi Kelautan dalam Perspektif Politik Luar Negeri”
Bueger, Christian. (2015). “What is Maritime Security?”, dalam Marine Policy, Vol. 53.
Cochrane, J. (2016, June 20). Indonesia Confirms Seizing Fishing Boat in South China Sea, Defying Beijing. Retrieved From The New York Times: http://www.nytimes.com/2016/06/21/world/asia/indonesia-south-china-sea-fishing.html
Gao, Z., & Jia, B. B. (2013). The Nine-Dash Line In The South China Sea: History, Status, and Implications. The American Journal of International Law, 98-124.
Keliat, Makmur. (2009). “Keamanan Maritim dan lmplikasi Kebijakannya bagi Indonesia”, dalam Jumal llmu Sosial dan 1/mu Politik, Vol. 1 3, No.1.
Kusumadewi, A. (2016, June 28). Staf Ahli Luhut: Jika Dibiarkan, China Kuasai Laut Natuna. Retrieved from CNNIndonesia: http://www.cnnindonesia.com/nasional/20160628103959-20-141458/staf-ahli-luhut-jika-dibiarkan-china-kuasai-laut-natuna/
Kuwado, F. J. (2016, March 14). IndonesiaSulit Terima Alasan China Soal “Traditional Fishing Zone” . (B. Galih, Editor) Retrieved from Kompas.com: http://nasional.kompas.com/read/2016/03/24/17193411/Indonesia.Sulit.Terima.Alasan.China.soal.Traditional.Fishing.Zone.
Natalie, Klein, Joanna Mossop, dan Donald R. Rothwell, 2010. Maritime Security : International Law and Policy Perspectives from Australia and New Zealand, New York : Routledge
Sagena, Uni W, 2013, Memahami Keamanan Tradisional Dan Non-Tradisional Di Selat Malaka : Isu-isu dan Interaksi Antar Aktor. Jurnal Interdependence Hubungan Internasional Universitas Mulawarman, Th. 1, Vol. 1. Samarinda.
Scott Burchill, dkk, 2001. Theories of International Relations, second edition, Palgrave, New York.
Wiranto, S. (2016). Resolusi Konflik Menghadapi Sengketa Laut Tiongkok Selatan. Yogyakarta: Leutikaprio.
Wuryandari, G. (2013). Prospek Hubungan Indonesia-Cina. In L. C Sinaga,Hubungan Indonesia-Cina Dalam Dinamika Politik, Pertahanan Keamanan, dan Ekonomi di Asia Tenggara (p. 153). Jakarta: LIPI Press.
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2023 Journal of Integrative International Relations

This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.