KIRAB SAWUNGGALING MASYARAKAT LIDAH WETAN SURABAYA DALAM PERSPEKTIF TEORI KONSTRUKSI SOSIAL PETER L. BERGER DAN THOMAS LUCKHMANN

Authors

  • Sub'qi Eko Mardiyanto UIN Sunan Ampel Surabaya

DOI:

https://doi.org/10.15642/publique.2021.2.2.137-151

Keywords:

Budaya, Tradisi, Kirab Sawunggaling

Abstract

Penelitian ini mengkaji tentang bagaimana proses pelaksanaan Tradisi Kirab Sawunggaling, upaya masyarakat dalam mempertahankan tradisi, makna yang terkandung dalam tradisi bagi masyarakat Lidah Wetan, serta faktor pendukung dan penghambat dari eksistensi Tradisi Kirab Sawunggaling. Dari rumusan masalah tersebut terdapat sub bab pembahasan di dalamnya, antara lain pembahasan mengenai pendapat para tokoh masyarakat dan pihak pemerintah daerah dalam menyikapi Tradisi Kirab Sawunggaling di masyarakat Lidah Wetan. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif jenis data deskriptif dengan teknik pengumpulan data observasi, wawancara, dan dokumentasi. Menggunakan teori konstruki sosial milik Peter L. Berger & Thomas Luckhmann hasil penelitian ini ditemukan bahwa (1) Proses pelaksanaan Tradisi Kirab Sawunggaling diadakan selama beberapa hari dengan rangkaian acara yang menyertai, antara lain Kirab, Perlombaan Suluk (memanah), Pagelaran Wayang, dan Pengajian. (2) Upaya masyarakat Lidah Wetan dalam mempertahankan Tradisi Kirab Sawunggaling antara lain melakukan inovasi di setiap tahun pelaksanaan, membebaskan partisipan dalam berkreasi, dan sosialisasi terhadap anak sebagai generasi penerus tradisi. (3) Makna Tradisi Kirab Sawunggaling bagi masyarakat Lidah Wetan memiliki arti untuk memperingati keluarga besar Joko Berek dan mengirimkan doa, serta terdapat makna dari simbol-simbol yang ditunjukkan dalam pelaksanaan tradisi antara lain kekeluargaan yang disimbolkan dengan makan bersama, rasa syukur yang disimbolkan dengan gunungan tumpeng dan odhik-odhik. (4) Faktor pendukung dari eksistensi Tradisi Kirab Sawunggaling antara lain banyaknya masyarakat yang melaksanakan dan mau melestarikan, serta adanya dukungan dari beberapa pihak penting dan pejabat. Faktor penghambat antara lain pandangan negatif dan belum percayanya masyarakat akan adanya sosok Raden Sawunggaling, serta belum adanya dukungan dari dinas pendidikan untuk mengenalkan sosok Raden Sawunggaling.  Suatu tradisi jika memiliki niat baik dan makna baik bagi masyarakat, senantiasa akan terus dilaksanakan dan dilestarikan, begitu pula dengan Tradisi Kirab Sawunggaling.

Downloads

Download data is not yet available.

Published

2021-12-25

Issue

Section

Articles