https://jurnalfisip.uinsby.ac.id/index.php/JSI/issue/feedThe Sociology of Islam2023-06-30T00:00:00+00:00Aniek Nurhayatijsi@uinsa.ac.idOpen Journal Systems<p><strong>The Sociology of Islam (SI)</strong><span style="font-weight: 400;"> is </span><span style="font-weight: 400;">an open access and peer-reviewed journal, published by department of Sociology Faculty of Political and Social Sciences UIN Sunan Ampel Surabaya in association with APSSI (Asosiasi Program Studi Sosiologi Indonesia). SI focuses</span><span style="font-weight: 400;"> on </span><span style="font-weight: 400;">contemporary sociological issues related to Islam and society. </span></p>https://jurnalfisip.uinsby.ac.id/index.php/JSI/article/view/454Menafsir Realitas Keagamaan Secara Sosiologis2023-02-15T04:14:27+00:00Muhammad Khodafikhadafi@rumahsosiologi.com<p><em>Membincangkan persoalan Agama dan Kebudayaan dalam konstruksi sosiologis tidaklah mudah. Kompleksitas area kajian ini membuat proses melakukan analisis keterkaitan antara satu aspek dengan aspek lainnya, harus dilakukan secermat mungkin. Apalagi jika harus dituntut untuk “menyimpulkan” satu fenomena keagamaan yang terkait dengan dinamika struktural dan kultural pada masyarakat yang sedang mengalami transisi budaya menuju masyarakat modern-informatif. Untuk itulah tulisan ini mencoba untuk memberikan sedikit gambaran bagaimana sosiologi menafsir agama sebagai realitas objektif dan sekaligus subyektif dalam latar sejarah masa lalu ataupun kekinian/kontemporer.</em></p>2023-06-30T00:00:00+00:00Copyright (c) 2023 Muhammad Khodafihttps://jurnalfisip.uinsby.ac.id/index.php/JSI/article/view/461Tradisi Mantab dalam Pengembangan Masyarakat di Kecamatan Gedangan Kabupaten Sidoarjo2023-02-20T04:15:45+00:00Nur Mazidahnurmazidah@rumahsosiologi.com<p><em>The research about “The Study of Mantab Tradition for Community Development in Kecamatan Gedangan Kabupaten Sidoarjo” is based on the idea that : 1) Mantab is one of social institution that serve the religious-social function, 2) Among perception of Gedangan’s societies, Mantab tradition need to be developed and it has spectacular members, about 7000 people, 3) Mantab tradition has socio-cultural mechanism growth from local content. Its position very often become strategic tools for community development information.</em></p> <p><em>This research is focused on the following matters. 1) Social function of Mantab tradition as religious institution, 2) the perception of the community toward Mantab tradition and, 3) the real contributions of Mantab tradition in the process of community development. Theoretical concepts underlying this research are paradigm of structural-functional theory. In addition, it is aimed at discovering whether there is any relation between social function of institution as written in theory matches the fact found in the real life. </em></p> <p><em>The writer applies qualitative research using phenomenological approach. The technique used in this research is in-depth interview and observation. Purposive sampling used to get the whole information needed. </em></p>2023-06-30T00:00:00+00:00Copyright (c) 2023 Nur Mazidahhttps://jurnalfisip.uinsby.ac.id/index.php/JSI/article/view/460Studi Keberagamaan dari Masa ke Masa2023-02-20T03:59:41+00:00Rr Suhartinisuhartini.rofiq@gmail.com<p><em>Keberagamaan masyarakat merupakan realitas yang tak terbantahkan keberadaannya sepanjang sejarah hidup manusia, baik yang terlaporkan dalam sebuah penelitian ilmiah maupun tidak ilmiah atau hanya sebagai sebuah legenda. Hasil penelitian yang berserakan itu sangat menarik untuk dipanggil kembali dan dipetakan, sehingga dapat ditemukan pola gerak perkembangan keberagamaan masyarakat. </em><em>Untuk</em><em> dapat memperoleh hasil pemetaan yang representatif, peneliti mencari jurnal-jurnal dan buku-buku hasil penelitian maupun hasil pemikiran terkait dengan keberagamaan masyarakat (Muslim maupun Non-Muslim), diterbitkan sejak tahun 1912-2008 berasal dari dalam negeri maupun luar negeri. </em></p> <p><em>Hasil penelusuran menunjukkan adanya kecenderungan pergeseran fokus kajian tentang keagamaan adalah dari hal-hal yang dogmatic ke arah lebih empiric berorientasi pada worldviews. Kekuatan dan kemampuan religius berorientasi worldviews bergerak ke arah multikultural religius melalui penerimaan kenyataan plural. Penerimaan kenyataan plural ini ternyata bukan sesuatu yang mudah diterima begitu saja, karena membutuh penguatan atau pengalaman tertentu sehingga mampu melakukan dekonstruksi religius. Masing-masing berusaha memperbaiki atau melengkapi kapasitas religiusitas mereka untuk mencapai suatu tingkat spiritualitas tertentu dalam realitas obyektif yang bersifat plural. </em></p>2023-06-30T00:00:00+00:00Copyright (c) 2023 Rr Suhartinihttps://jurnalfisip.uinsby.ac.id/index.php/JSI/article/view/467Peran Filantropi dalam Pengentasan Kemiskinan Komunitas Lokal2023-02-20T08:11:25+00:00Imron Hadi Tamim melisaRA@rumahsosiologi.com<p>Penelitian ini berusaha untuk mendiskripsikan bagaimana kontribusi filantropi di dalam meningkatkan kesejahteraan. Lokasi penelitian di Desa Sukoreno Kecamatan Umbulsari Kabupaten Jember. Penelitian ini dilaksanakan dengan pendekatan kualitatif, dan pengumpulan data meggunakan teknik observasi non partisipasi, wawancara mendalam, dan dokumentasi. Penelitian ini menunjukkan bahwa filantropi yang dilakukan oleh petani jeruk terhadap keluarga miskin baik yang berupa karitas maupun pemberdayaan sera penyediaan sumber-sumber produksi mempunyai kontribusi terhadap peningkatan kesejahteraan.</p>2023-06-30T00:00:00+00:00Copyright (c) 2023 Imron Hadi Tamim https://jurnalfisip.uinsby.ac.id/index.php/JSI/article/view/465Kekuasaan dan Peran Ganda Perempuan (Analisis Sosiologi Terhadap Perempuan Pembatik di Madiun)2023-02-20T07:25:57+00:00Ika SilvianamelisaretsiA@rumahsosiologi.com<p>Hingga kini, kaum perempuan di negeri ini rentan mengalami diskriminasi dan eksploitasi. Konstruksi budaya menempatkan posisi perempuan sebagai pihak yang harus lemah-lembut, sopan-santun, dan patuh pada suami. Mereka tidak diperkenankan melangkahi laki-laki, karena akan dianggap sebagai perempuan yang tidak tahu diri. Dalam kultur masyarakat Jawa, perempuan diidentikan sebagai konco wingking dan tidak diperkenankan bekerja di sektor publik. Hal ini juga dialami oleh perempuan pembatik. Salah satu kasus yang dianalisis di tulisan ini adalah perempuan pembatik di home industry batik Retno Dumilah, Madiun. Mereka mengalami kontrol dari masyarakat untuk menjalankan peran ganda (double bourden): domestik dan publik. Akan tetapi, ditengah keterbatasan itu para perempuan pembatik tersebut terkadang mampu mencari celah agar diri mereka juga mendapatkan kekuasaan dari kelengahan laki-laki</p>2023-06-30T00:00:00+00:00Copyright (c) 2023 Ika Silviana